HIPPINDO

LOGO HIPPINDO

Peritel Keluhkan Kebijakan Susah Impor, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Peritel mengeluhkan beberapa hal yang membuat sektor ritel seret, salah satunya kebijakan susah impor.

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjanjikan penyempurnaan regulasi terkait kemudahan impor untuk mendukung sektor ritel. Pernyataan tersebut menanggapi keluhan yang disampaikan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) soal kebijakan impor pemerintah, yang membuat usaha ritel seret.

Sebelumnya, Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah mengatakan, industri ritel belakangan ini mengalami hambatan akibat dampak pengetatan regulasi.

Hambatan ini seperti kebijakan impor yang dipersulit, proses perizinan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun atau maraknya praktik impor barang secara ilegal disebut telah memorak-porandakan perdagangan ritel dalam negeri.

Airlangga, yang hadir secara virtual dan turut mendengar keluhan pengusaha, mengatakan pemerintah perlu mempelajari sektor ritel di negara lain sebagai pembanding kebijakan di Indonesia.

“Untuk menjaga agar bisnis ritel tumbuh, pemerintah terus melakukan penyempurnaan regulasi terkait kemudahan impor, walaupun saya mendengar ada keluhan dari Hippindo. Juga terkait perizinan berusaha, kita akan terus memudahkan implementasi pembukaan-pembukaan ritel,” tuturnya, Selasa (16/1).

Pemerintah saat ini menurutnya telah melakukan penyempurnaan regulasi terkait kemudahan impor dan kemudahan berusaha terutama terkait perizinan berusaha. Beleid hasil penyempurnaan tersebut yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Pemerintah telah mempertimbangkan pengaturan yang mengakomodir pola bisnis perusahaan global yang mengimplementasikan global supply chain dan ini akan menjadi salah satu kemudahan.

“Dalam pengembangan sektor ritel, kita harus mempelajari kebijakan negara lain, apakah itu tetangga kita Singapura maupun Thailand. Itu menjadi benchmark bagaimana wisata belanja itu bisa digunakan sebagai driver ataupun sebagai pengungkit untuk mendatangkan wisatawan mancanegara,” kata Menko Airlangga.

Dia mengatakan, sektor pariwisata Indonesia masih melihat mengandalkan pada kekayaan alam, sehingga wisata belanja belum didorong dan menonjol dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, dia menilai, ini juga menjadi tugas HIPPINDO untuk menaikkan wisata belanja dan wisata kuliner agar setara dengan berbagai negara lain

“Ini tentu dalam pertemuan kemarin saya mendorong bahwa Indonesia itu sebagai negara dengan tujuan wisata belum dilakukan rating terhadap restoran-restorannya. Nah, ini mungkin bisa menjadi brand image untuk tourism di Indonesia,” kata dia.

Apalagi, Airlangga mengatakan retail ini menjadi hilir produk-produk nasional dan pendukung pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, dia menjanjikan, pemerintah akan terus mempersiapkan dan mendukung sektor ini.

Kinerja Sektor Ritel di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu menunjukkan ketangguhan di tengah berbagai tantangan global dengan mencatatkan pertumbuhan di Kuartal III 2023 sebesar 4,94% (yoy) atau 5,05%. Level inflasi Indonesia juga terus menunjukkan kinerja baik dengan terjaga di kisaran sasaran 3,0±1% yakni sebesar 2,61% (yoy) pada bulan Desember 2023.

Airlangga mengatakan capaian tersebut salah satunya didukung sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang mampu tumbuh sebesar 5,08% (yoy) dengan kontribusi sebesar 12,96% terhadap PDB.

Sementara dari sisi demand, sektor Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 5,06% (yoy) dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 52,62%. Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi juga terus meningkat, terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Desember 2023 sebesar 123,8 dan lebih tinggi dibandingkan bulan November yang tercatat sebesar 123,6.

“Kinerja perdagangan juga baik dari segi ekspor positif terus. Bahkan kita positif dengan China. Nah, ini tentunya akibat daripada kebijakan hilirisasi. Dan kita tidak membayangkan bahwa kita pada titik di 2023 bahwa kita bisa positif dengan China. Bahkan kita positif dengan hampir seluruh mitra dagang kita, dengan Eropa, dengan India, dengan Amerika. Sehingga tentu ini merupakan kunci daripada kekuatan perekonomian kita,” tuturnya.

Airlangga juga mengatakan bahwa sektor ritel menjadi indikator untuk melihat bagaimana ekonomi makro berjalan, salah satunya dengan memperhatikan kinerja penjualan ritel. Bank Indonesia mencatat Indeks Penjualan Riil bulan Desember 2023 tetap kuat yaitu sebesar 217,9 atau tumbuh 0,1% (yoy).

Secara bulanan, penjualan eceran juga diperkirakan meningkat di bulan Desember sebesar 4,8% (mtm) sejalan dengan meningkatnya permintaan karena perayaan Natal dan Tahun Baru.

Melansir data dari Euromonitor, jumlah ritel di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 3,98 juta unit, yang mencakup toko kelontong tradisional hingga hypermarket. Laporan tersebut juga mencatat penjualan ritel di Indonesia mencapai US$100,4 miliar atau setara Rp1.526,2 triliun, meningkat 8,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ini menunjukkan peranan ritel untuk menunjang ekonomi serta pemenuhan kebutuhan konsumen,” tandasnya. 

Source: https://www.validnews.id/ekonomi/peritel-keluhkan-kebijakan-susah-impor-ini-tanggapan-menko-airlangga

Facebook
Twitter
WhatsApp